Sabtu, 09 Januari 2010

Harga Batubara Sentuh US$ 100/Ton, Saham BUMI Merajalela

Jumat, 08/01/2010 17:14 WIB

Oleh :Indro Bagus SU - detikFinance

Jakarta - Harga komoditas batubara thermal di pasar spot telah menyentuh US$ 100 per ton. Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) pun menjadi buruan investor selama perdagangan pekan pertama tahun 2010.

"Harga batubara thermal di pasar spot versi Global Newcastle telah mencapai US$ 100 per ton, sedangkan cadangan batubara China menurun 24%, ini menguntungkan bagi BUMI," ujar SVP Investor Relations BUMI, Dileep Srivastava dalam penjelasannya kepada detikFinance, Jumat (8/1/2010).

Melonjaknya harga komoditas batubara di pasar spot dunia terutama didorong oleh kenaikan cepat harga minyak mentah yang kini sudah berada di atas level US$ 80 per barel. Ini menyebabkan investor melakukan pembelian saham-saham pertambangan batubara.

Pada perdagangan hari ini, indeks saham tambang naik tajam sebesar 63,780 poin (2,71%) menembus level 2.409,813. Dan seperti biasa, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) lagi-lagi menjadi pemimpin kenaikan harga saham-saham tambang.

Pada perdagangan hari ini, Jumat (8/1/2010), BUMI ditutup naik Rp 200 (7,4%) ke level Rp 2.900 dengan volume transaksi mencapai 799 juta saham senilai Rp 2,288 triliun. Aktivitas transaksi saham BUMI ramai sejak perdagangan hari kedua di 2010.

Pada penutupan perdagangan perdana, Senin (4/1/2010), BUMI masih berada di level Rp 2.425 per saham. Mendadak sejak perdagangan hari kedua hingga perdagangan hari kelima, harga saham BUMI terus menanjak seiring dengan melonjaknya harga komoditas batubara di pasar spot dunia.

Jika dibandingkan dengan hari ini, maka dalam 4 hari perdagangan, harga saham BUMI telah mengalami kenaikan sebesar Rp 475 (19,58%). Investor-investor asing pun tak henti-hentinya membeli saham BUMI selama 4 hari terakhir.

Nilai transaksi BUMI selama 4 hari terakhir (5-8 Januari 2010) mencapai Rp 6,453 triliun. Nilai tersebut setara dengan 31,66% dari total nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode yang sama sebesar Rp 20,376 triliun.

Nilai transaksi beli bersih asing (foreign net buy) di seluruh pasar selama periode 5-8 Januari 2010 mencapai Rp 1,937 triliun. Sedangkan net buy asing atas saham BUMI selama 4 hari terakhir mencapai Rp 1,429 triliun.

Itu berarti, posisi net buy asing di saham BUMI menguasai 73,77% dari net buy asing di BEI selama 4 hari terakhir.

Broker-broker berbendera asing juga terus menerus melakukan pembelian saham BUMI. Selama 4 hari terakhir, 6 broker berbendera asing telah melakukan pembelian bersih (net buy) atas saham BUMI sebanyak 1,5 juta lot atau sekitar 750,6 juta saham BUMI.

Angka tersebut setara dengan 3,86% dari total saham beredar BUMI sebanyak 19,404 miliar saham. Total nilai pembelian bersih 6 broker tersebut sebesar Rp 2,052 triliun dalam 4 hari perdagangan.

PT CLSA Indonesia (KZ) membeli bersih sebanyak 394.974 lot senilai Rp 550,084 miliar. PT Credit Suisse Securities Indonesia (CS) membeli bersih sebanyak 273.386 lot senilai Rp 377,409 miliar. PT Kim Eng Securities (ZP) membeli bersih sebanyak 269.106 lot senilai Rp 359,705 miliar.

PT Macquarie Capital Securities Indonesia (RX) membeli bersih sebanyak 267.388 lot senilai Rp 356,165 miliar. PT JP Morgan Securities Indonesia (BK) membeli bersih sebanyak 161.366 lot senilai Rp 214,152 miliar. Terakhir yang baru masuk hari ini, PT RBS Asia Securities Indonesia (HG) membeli bersih sebanyak 134.993 lot senilai Rp 194,690 miliar.

Perburuan masif atas saham BUMI diperkirakan berkaitan dengan naiknya harga rata-rata batubara di pasar spot dan tuntasnya masalah pajak senilai Rp 2,1 triliun sebagaimana ditudingkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

BUMI telah melakukan pembayaran tambahan pajak PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia, masing-masing senilai US$ 119,807 juta dan US$ 92,840 juta. Totalnya sekitar US$ 212,647 juta (Rp 2,1 triliun).
(dro/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar