From Media Indonesia
Sabtu, 16 Januari 2010
JAKARTA--MI: Defisit pasokan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN yang selama ini sering terjadi, diyakini tidak akan terulang lagi tahun ini. Hal itu disebabkan persediaan batu bara untuk PLN masih sangat besar. Dari total kebutuhan PLN per tahun sekitar 70 juta ton produksi batu bara nasional bisa lebih dari 3 kali lipat dari jumlah tersebut.
"Total produksi batu bara PLN tidak sampai 70 juta ton, sementara itu kemampuan produksi nasional kini telah meningkat lebih dari 3 kali lipatnya," ujar Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi (LPE) Kementerian ESDM, Jacobus Purwono di Jakarta, Rabu (13/1).
Menurut Purwono, jaminan ketersedian itu juga terkait dengan mekanisme komitmen persediaan batu bara khusus untuk keperluan domestik. Melalui skema domestik market obligation (DMO) pemerintah yakin bisa mengamankan suplai batubara untuk keperluan domestik.
"Kebijakan DMO sudah ada sejak lama, produsen batu bara harus mengutamakan pemenuhan batu bara DMO, sebelum mengekspor," ujar Purwono.
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi (Minerbapabum) telah menetapkan kuota sementara ekspor batu bara sebanyak 150 juta ton. Sementara itu potensi produksi nasional saat ini diperkirakan akan melonjak di atas 250 juta ton.
Sebelumnya, Direktur Energi Primer PLN Nur Pamuji mengatakan saat ini PLN tengah berunding dengan produsen pemasok batubara untuk mendapatkan harga baru kontrak batubara. "Kita tengah negosiasi denganb produsen batu bara untuk mendapatkan harga yang terbaik," ujar Nur Pamuji. (Jaz/OL-03)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar